Nama
saya David Hariadi sering di panggil David saya bersekolah di SMP
(SLUB) Saraswati. Saya mengenal dunia IT sejak kelas 5 SD dan dalam
dunia IT ini saya merasakan sesuatu yang menyenangkan, membuat saya
penasaran sehingga memutuskan masuk ke klub IT di sekolah.
Pada
blog saya kali ini yang bertema tentang "Teknologi Dalam Ajang Promosi
Budaya Nusantara" yang bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang
bisa dipergunakan sebagai ajang promosi budaya nusantara seperti : Facebook, Twitter, Blog, Youtube, Film, dan Fotografi
Kita mengakui budaya bangsa warisan leluhur kita sangat adiluhung.
Namun, bangsa ini seakan menjadi bangsa yang tanpa budaya dan perlahan pasti
suatu saat nanti bangsa ini pasti lupa akan budaya dan nilai luhur sendiri.
Muara dari kondisi tersebut adalah bangkrutnya tatanan moralitas bangsa.
Situasi tersebut cukup memprihatinkan.
Problem di atas harus segera dicarikan solusinya
dan harus ada langkah untuk memelihara dan menjaga budaya nusantara. Dengan
adanya teknologi yang kian hari semakin canggih dan semakin semarak
dimana-mana, ini sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai media untuk
melestarikan budaya dan nilai luhur bangsa kita, Bangsa Indonesia.
Budaya & Tradisi di Bali sangat terkenal sekali
dengan keragaman adat dan budayanya. Mayoritas masyarakat Bali sampai sekarang
masih mempertahankan penginggalan nenek moyangnya tersebut. Salah satunya yaitu
budaya/tradisi Ngurek atau Ngunying seperti gambar di sebelah (sumber gambar: http://www.kfk.kompas.com) yang cukup
ekstrem. Betapa tidak, Ngurek dilakukan
dengan cara menyakiti diri sendiri dengan menusukkan senjata keris kepada
tubuh. Hal demikian dilakukan dalam keadaan tidak sadarkan diri (kerasukan).
Saya yang tinggal di Daerah Kesiman, sangat dekat denga Pura Pengerebongan dimana di pura ini secara rutin diadakan tradisi ngurek setiap enam bulan sekali. Budaya & Tradisi Ngurek ini sangat erat kaitannya dengan ritual keagamaan dan
dilaksanakan di sebagian besar wilayah adat Bali. Bahkan ada di beberapa
wilayah yang mewajibkan untuk melaksanakan tradisi Ngurek atau yang disebut
juga dengan “Ngunying”. Ngurek
dipercaya oleh masyarakat yang melaksanakannya sebagai manifestasi dari
pengabdiannya kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Ngurek sendiri berasal dari kata “urek” yang memiliki arti melobangi atau tusuk. Makanya tak
heran implementasi ritualnya menurut kita aneh yakni dengan menyakiti diri
sendiri. Ngurek dilakukan dengan jalan menusukkan keris ke bagian tubuh sendiri.
Selain keris, Ngurek juga bisa dilakukan dengan tombak atau alat sejenis
lainnya dalam keadaan pelakunya tengah kerasukan.
Anehnya orang yang tengah
melakukan Ngurek seakan tak merasakan kesakitan. Hal demikian, katanya,
disebabkan oleh adanya “bantuan gaib”
dalam prosesnya kerasukan oleh roh lain selain hakikat jiwanya sendiri. Ngurek
seperti dengan Debus di Banten yang juga lebih mengandalkan pada ketahanan dan
kekebalan tubuh pelakunya. Namun biasanya pantangannya tak boleh ujub atau
sombong.
Budaya & Tradisi Ngurek tidak tahu kapan mulai dilakukan, konon ini terjadi pada
jaman kejayaan kerajaan. Saat itu sang raja ingin membuat pesta yang
tujuannya untuk menunjukkan rasa syukur kepada Sang Pencipta dan sekaligus
menyenangkan hati para prajuritnya. Setelah dilakukan sejumlah upacara,
kemudian memasuki tahap hiburan, mulai dari sabung ayam, hingga tari-tarian
yang menunjukkan kedigdayaan para prajurit, maka dari tradisi ini munculah Tari
Ngurek atau Tari Ngunying.
Sumber artikel: http://indonesianall.blogspot.com/2014/11/budaya-tradisi-ngurek-di-bali.html
Foto Lainnya:
Sumber foto: http://www.baliphotoawards.com/img/BIP-1133_C_20140730123503.jpg
Sumber foto https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd0jjYgq95Mg61T44MQYBo03uDPTV7-RzL-ahmHdNYuvaDIYmpE9FHgFjSPCR9Bddh57LNE4CPcdF_boqWw3KHiKRKrOobbYxREIA0q9FygStagDpjuV0t8fOdsUXz8QjiAjHNus_F6kOM/s320/6191254146_978d999213_z.jpg
Video Youtube
Sumber https://www.youtube.com/watch?v=H8TL45vml5c